BAHAN AJAR KAD 3.15 DAN 4.15 BAHASA INDONESIA KELAS 8


Lampiran 1
BAHAN AJAR

Pernahkah kalian menonton film di bioskop, televisi, atau secara langsung di gedung pementasan? Pernahkah kalian membaca naskah drama? Kali ini kita akan berkenalan dengan drama.

A.     Hakikat Drama
1.      Pengertian
Naskah drama merupakan sebuah teks yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia melalui tingkah lalu (akting) yang dipentaskan. Jadi, drama juga dapat diartikan sebagai karya seni yang dipentaskan.

2.      Ciri Drama

3.      Jenis Drama
Ada beberapa jenis drama tergantung dasar yang digunakannya. Dalam pembagian jenis drama, biasanya digunakan tiga dasar, yakni: berdasarkan penyajian lakon drama, berdasarkan sarana, dan berdasarkan keberadaan naskah drama. Berdasarkan penyajian lakon, drama dapat dibedakan menjadi delapan jenis, yaitu:
a.       Tragedi: drama yang penuh dengan kesedihan
b.       Komedi: drama penggeli hati yang penuh dengan kelucuan.
c.        Tragekomedi: perpaduan antara drama tragedi dan komedi.
d.       Opera: drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik.
e.        Melodrama: drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi melodi/musik.
f.        Farce: drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan.
g.        Tablo: jenis drama yang mengutamakan gerak, para pemainnya tidak mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan.
h.       Sendratari: gabungan antara seni drama dan seni tari.
Berdasarkan sarana pementasannya, pembagian jenis drama dibagi antara lain:
a.       Drama Panggung: drama yang dimainkan oleh para aktor dipanggung.
b.       Drama Radio: drama radio tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa didengarkan oleh penikmat.
c.        Drama Televisi: hampir sama dengan drama panggung, hanya bedanya drama televisi tak dapat diraba.
d.       Drama Film: drama film menggunakan layar lebar dan biasanya dipertunjukkan di bioskop.
e.        Drama Wayang: drama yang diiringi pegelaran wayang.
f.        Drama Boneka: para tokoh drama digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh beberapa orang.
Jenis drama selanjutnya adalah, berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama. Pembagian jenis drama berdasarkan ini, antara lain:
1.       Drama Tradisional: tontonan drama yang tidak menggunakan naskah. 
2.       Drama Modern: tontonan drama menggunakan naskah.
Pada pelajaran kali ini kita batasi drama berdasarkan drama modern dan tradisional.

B.     Unsur-Unsur Naskah Drama
  1. Alur, merupakan rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan cerita. Alur drama mencakup bagian-bagian pengenalan cerita, konflik awal, perkembangan konflik, penyelesaian.
  2. Penokohan, merupakan cara pengarang menggambarkan karakter tokoh. Dalam sebuah pementasan drama, tokohlah yang mengambarkan secara langsung naskah drama. Tokoh terbagi dua berdasarkan perannya, yaitu tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama adalah tokoh yang menjadi sentral cerita dalam pementasan drama. Sedangkan tokoh pembantu merupakan tokoh yang dilibatkan atau dimunculkan untuk mendukung jalan cerita.
  3. Watak merupakan sifat tokoh yang diperankan. Watak tokoh dapat diketahui :
a.       berdasarkan penjelasan langsung,
Yogi keluar dari rumah sakit. Ia sudah sakit sejak minggu lalu. Tapi ia tidak pernah mengeluh. Ia tetap semangat dan sabar.
b.      berdasarkan gambaran fisik tokoh,

c.       berdasarkan dialog tokoh tersebut,
Ndut          : “Aku capek, ah! Baru juga habis makan, masak disuruh kerja?”
Fati            : “Kan cuma nyiram tanaman, Ndut. Cuma dua pot. Gak banyak.”
Ndut          : “Gak mau, ah. Kau saja!”

d.      berdasarkan dialog tokoh lain, dan
Ramzy       : “Cek Ros, aku sedang kesusahan.”
Ros                        : “Kesusahan kenapa?”
Ramzy       : “Saya pengen sekolah, tapi Bapak suruh saya kawin.”
Ros            : “Hmm..berat ini urusannya. Sama siapa?”
Ramzy       : “Mimi.”
Ros            : “Hmm…makin berat urusannya.”
Ramzy       : “Jadi bagaimana ya, Cek Ros?”
Ros            : “Begini saja, bagaimana kalau aku ngomong sama bapakmu lalu bilang kalau kau masih mau sekolah. Bukankah seharusnya menjadi suami harus pintar.”
Ramzy       : “Makasih ya, Cek. Minta tolong ya. Aku takut kalau ngomong sama Bapak. Kalau kau kan lebih bijak dan sabar buat ngomong ke Bapak.”

e.       berdasarkan cara tokoh mengatasi masalah.
Wulan        : “Waduh, mati lampu!”
                    (Perlahan mata Wulan berair. Ia gemetar. Sesekali ia menoleh ke sekeliling ruangan yang gelap. Tak lama ia menangis dan memanggil ibunya. Seketika kucing melewati kaki Wulan. Ia melompat ke atas kursi dan makin keras menangis.)

  1. Konflik merupakan masalah, pertikaian, pertentangan yang terjadi pada suatu drama. Konflik ini dialami oleh tokoh utama dengan dibantu oleh tokoh-tokoh penunjang. Setiap drama atau cerita memliki konflik yang berbeda- beda. Konflik sebuah drama akan menambah ketertarikan para penonton. Bahkan sebaiknya mampu mengajak penonton seolah-olah larut dalam pertikaian yang terjadi antar tokoh (red: merasakan). Konflik antar tokoh menyimpan teka-teki yang membuat penonton semakin pensaran dengan kelanjutan cerita dan bagaimana endingnya.
  2. Dialog, dalam sebuah dialog terdapat tiga elemen yaitu:
a.    Tokoh yaitu pelaku yang mempunyai peran lebih dibandingkan pelaku-pelaku lain, sifatnya bisa protagonis dan antagonis.
b.   Wawancang  adalah dialog atau percakapan yang harus diucapkan oleh tokoh cerita.  
c.    Kramagung adalah petunjuk perilaku, tindakan atau perbuatan yang harus dilakukan oleh tokoh.
  1. Latar, adalah keterangan mengenai ruang dan waktu. Penjelasan latar dalam drama dinyatakan dalam petunjuk pementasan. Bagian itu disebut dengan kramagung. Latar juga dapat dinyatakan melalui pecakapan para tokohnya.
  2. Amanat drama adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada penonton. Amanat drama atau pesan disampaikan melalui peran para tokoh drama.




C.     Unsur-Unsur Pementasan Drama
Pementasan drama adalah kesenian yang sangat kompleks, karena mempunyai unsur-unsur yang saling terkait di dalamnya, bukan hanya melibatkan seniman. Tetapi membutuhkan unsur-unsur lainnya seperti naskah, pemain, sutradara, tata rias, tata busana, tata lampu, tata panggung, tata suara dan penonton. Jika salah satu dari unsur tidak terpenuhi, maka drama seperti pincang sebelah.
Berikut ini penjelasan unsur-unsur pementasan drama yang wajib antara lain :
  1. Naskah Drama
Naskah drama adalah sebuah karangan yang isinya terdapat cerita atau lakon. Dalam naskah juga termuat nama-nama tokoh dalam cerita, peran tokoh, dialog yang diucapkan, dan keadaan panggung yang diperlukan. Bentuk dan susunan naskah drama mempunyai perbedaan dengan naskah dari cerpen atau novel.
Naskah drama tidak mengisahkan cerita secara lugas dan langsung, karena lebih mementingkan ucapan-ucapan atau bisa dibilang penuturan ceritanya diganti dengan dialog. Sedangkan naskah cerpen atau novel berisi cerita lengkap dan peristiwa yang terjadi.
Permainan drama terbagi dalam babak demi babak. Setiap babak mempunyai peristiwa tertentu dalam waktu dan susunan tertentu pula. Dengan pembagian seperti ini, para penonton mendapatkan gaambaran atau alur yang jelas bahwa setiap peristiwa itu dapat berlangsung di tempat, waktu dan suasa yang berbeda.
Biasanya untuk mempermudah para seniman yang bermain drama, naskah drama ditulis selengkap-lengkapnya disertain keterangan dan petunjuk seperti gerakan-gerak yang di lakukan pemain, tempat terjadinya peristiwa, perlengkapan logistik yang dibutuhkan setiap babak dan keadaan panggung disetiap babak.
2. Pemain
Pemain merupakan orang yang memeragakan peran di dalam cerita, atau disebut juga aktor/aktris. Beberapa pemain dibututhkan dalam drama berdasarkan banyaknya tokoh yang ada di dalam naskah. Agar berhasil memerankan tokoh dalam pementasan, pemain dipilih secara tepat sesuai dengan peran yang dibutuhkan.
Dalam menentukan pemain di dalam drama, lebih mudah memilih pemain campuran daripada tidak campuran. Maksud pemain campuran yaitu pemain yang terdiri dari pemain laki-laki, perempuan, anak-anak, remaja dan orang tua.
Berikut ini upaya yang tepat dalam memilih pemain drama :
a.       Naskah drama harus dikuasai dan dipahami oleh pemain, mulai dari dialog dan watak-watak tiap tokoh dalam naskah drama itu.
b.      Pemain harus mampu memerankan masing-masing tokoh sesuai watak yang dibutuhkan
c.       Perbandingan usia dan perawakan tubuh pemain dinilai sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan
d.      Pemain memiliki skill dalam berlatih untuk memerankan tokoh yang dikehendaki naskah
3. Sutradara
Sutradara adalam pemimpin dalam pementasan drama. Sebagai pemimpin yang mempunyai tanggung jawab dalam kesuksesan pementasan drama, sutradara harus membuat perencanaan yang matang. Tugas seorang sutradara sangat banyak dan cukup berat, seperti memilih naskah, menentukan pokok penafsiran naskah, memilih pemain, melatih pemain, bekerja dengan staf dan mengkoordinasikan setiap bagian.
Semua tugas yang dilakukan sutradara harus dengan cermat, karna sukses tidaknya suatu pementasan berdasarkan sutradaranya. Tugas awal seorang sutradara adalah memilih naskah. Naskah yang terpilih kemudian dibaca berulang-ulang, untuk menentukan watak tokoh-tokoh, tata rias, pengaturan panggung dan seterusnya.
Meskipun sebagai pemimpin, sutradara harus mendengarkan usul dari berbagai pihak dan mempertimbangkannya. Untuk para pemain, sutradara juga berkewajiban untuk melatih, membimbing dan mengarahakn para pemain agar sesuai dengan peran di dalam tokoh cerita. Selain itu, sutradara juga berhak menegur, mencela atau menyalahkan pemain yang memang salah dalam berakting atau berdialog.
Tugas sutradara sangatlah banyak dan beban tanggung jawab yang cukup berat. oleh karena itu, sutradara sebaiknya mampu :
a.       Memilih naskah yang tepat
b.      Pandai menafsirkan watak para tokoh cerita
c.       Pandai memilih pemain yang sesuai naskah
d.      Sanggup melatih dan membimbing pemain
e.       Bisa bekerja tim dengan crew yang lain
f.       Cekatan dalam memimpin semua tim
4. Tata Rias
Tata rias merupakan bagian yang bertugas dalam mendandani atau make up para pemain. Orang yang mengerjakan tata rias disebut dengan penata rias. Penata rias ada pria dan wanita, dilihat dari keahliannya dalam bidang tata rias. Alat-alat rias seperti bedak, lipstik, pensil alis, kumis palsu, bulu mata dan masih banyak lagi.
Seorang penata rias harus memiliki teknik seni dalam merias seperti teknik shading hidung, meniruskan pipi, menebalkan mata, membentuk alis dan teknik lainnya. Selain itu penata rias juga harus terampil dan cekatan, agar penata rias mampu mengatur waktu sehingga pemainnya bisa siap untuk naik ke atas panggung dengan riasan yang baik.
5. Tata Busana
Tata busana merupakan bagian yang mengatur pakaian pemain, seperti bahan, model dan cara mengenakannya. Tata busana memiliki hubungan yang erat dengan tata rias, oleh karena itu banyak juga tugas tata busana dirangkap langsung oleh penata rias. Meskipun demikian tugas penata rias dan penata busana memiliki tanggung jawab yang berbeda, namun harus bekerja sama saling menyesuaikan dan saling membantu agar hasilnya maksimal.
Penata rias dan penata busana harus mampu menafir dan memantaskan riasan dan pakaian yang akan dikenakan. Seperti pakaian pesta dilengkapi dengan riasan yang full cover, pakaian santai dilengkapi dengan riasan yang natural. Semua bagian saling membantu untuk menunjang penampilan pemain.
6. Tata Panggung
Panggung adalah tempat para pemain memeragakan lakon dramanya. Sebagai seni pertunjukan, biasanya panggung akan di desaign lebih tinggi daripada lantai, lebih tinggi dari tempat duduk penonton agar penonton yang duduk dibelakang masih mampu menyaksikan pertunjukan dengan jelas.
Tata panggung adalah keadaan panggung yang dibutuhkan dalam memainkan pementasan. Petugas yang menata panggung disebut penata panggung yang terdiri dari tim, supaya dapat merubah keadaan panggung dengan cepat. Panggung mendeskripsikan tempat, waktu dan suasana yang terjadi. Setiap peristiwa yang memiliki babak berbeda tempat, waktu dan suasana membuat penataan panggung harus lebih cekatan untuk merubahnya.
Tugas penantaan panggung hanya menuruti apa yang dikehendaki naskah, namun juga boleh menambahkan, mengurangi atau mengubah letak perlatan asal perubahan itu menambah estetika keadaan panggung. Sebaiknya yang dipilih untuk menata panggung adalah orang-orang yang mengerti keindahan dan komposisi seni yang baik.
7. Tata Lampu
Tata lampu adalah bagian yang bertugas dalam pengaturan cahaya di panggung. Bagian ini berhubungan erat denga tata panggung. Pengaturan cahaya di panggung harus disesuaikan dengan keadaan panggung yang dibutuhkan. Seperti penataan lampu di rumah orang miskin dan di rumah orang kaya, memerlukan cahaya lampu yang berbeda dan disesuaikan dengan waktu terjadi.
Penata lampu biasanya menggunakan spot light, semacam kotak besar yang memiliki lensa besar berisi lampu ratusan watt. Karena tata lampu berhubungan dengan listrik, sebaiknya penata lampu adalah orang yang mengerti teknik kelistrikan.
8. Tata Suara
Tata suara yang biasa kita kenal adalah bagian yang mengatur pengeras suara (sound system) dan musik pengiring. Alat musik yang digunakan tentu berbeda sesuai dengan suasana yang dibutuhkan, seperti suasana sedih mungkin hanya diiringi dengan seruling yang ditiup mendayu-dayu menyayat hati, suasana pertengkaran yang diiringi dengan musik yang berirama cepat dan keras.
Iringan musik tidak dijelaskan secara mendalam di naskah, penjelasannya hanya secara umum seperti musik pelan, sendu atau sedih. Musik pengiring juga sebaiknya berada dibalik layar, agar tidak mengganggu para pemain drama dan kekerasan yang diatur sesuai dengan kadarnya.


9. Penonton
Penonton adalah unsur penting dalam pementasan drama. Semua unsur drama yang disiapkan, tentu dibuat untuk penonton. Kesuksesan sebuah drama dapat diukur dari respon para penonton yang menyaksikannya. Penonton drama terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan, ekonomi maupun kemampuan mengapresiasi atau motivasi.
Ada tiga macam ragam penonton, dilihat dari segi motivasinya :
a.       Penonton Peminat : yaitu penonton intelektual atau penonton yang mampu mengapresiasi seni.
b.      Penonton Iseng : yaitu penonton yang tidak punya ketertarikan khusus pada seni, hanya menikmati untuk hiburan.
c.       Penonton Penasaran : yaitu penonton yang menonton karena penasaran ingin tahu bagaimana lakon, pemain dan cerita dramanya.
Fungsi penonton yang meminati seni tentu sangat dibutuhkan disetiap pementasan drama, agar drama terasa hidup dengan apresiasi yang penonton berikan.
Perhatikan contoh analisis unsur-unsur drama berikut!

Dendam Menghancurkan Persahabatan
Siang itu saat jam istirahat, empat orang siswa dan siswi yang sudah bersahabat sejak lama yaitu Melia, Rara, Florina, Fira dan Salsa sedang duduk santai di kantin.
Meisya : “Eh, kalian mau pesan minuman apa ?”
Rara                  : “Aku es jeruk dong.”
Salsa                 : “Aku juga es jeruk.”
Meisya              : “Yaudah, semuanya es jeruk aja ya, biar sama.”
Florina              : “Iya gitu aja biar nggak kelamaan buatnya.”
Meisya              : “Oke deh.” (sambil bangkit dan memesan minuman)
Fira                   : “Minumnya biar aku aja ya yang bayar. Udah lama banget nggak nraktir  kalian nih.”
Rara dkk           : “Makasih ya Hen.” (terlihat sangat senang)
Bel tanda masuk berbunyi.
Florina              : “Eh udah bel tuh. Ke kelas yuk !” (sambil berdiri)
Meisya dkk       : “Yuk !” (seraya bangkit dan mengajak teman yang lain)
Di kelas, pelajaran sudah di mulai. Ibu guru telah berada di depan kelas untuk melanjutkan pelajaran minggu lalu.
Guru     : “Anak-anak, seperti yang sudah Ibu tugaskan minggu lalu, kita akan belajar membuat telur asin. Silahkan kumpul dengan anggota kelompok masing-masing. Kemudian keluarkan barang-barang yang sudah ibu suruh bawa dan letakkan di atas meja.”
Florina  : “Kalian bawa barang yang udah dibagi kemarin kan ?”
Fira dkk            : “Bawa dong.” (mengeluarkan barang-barang dan menaruhnya di atas meja)
Salsa     : “Kok abu gosoknya banyak banget sih. Kita kan cuma butuh dikit.”
Meisya  : “Emang segitu kok abu gosoknya.”
Fira       : “Tapi setauku enggak sebanyak ini. Ini sih berlebihan.”
Rara      : “Emang segitu kok Hen.”
Florina  : “Kok kalian nggak percaya sih ? Bener kata Meisya dan Rara, abu gosoknya emang segitu.” (sedikit kesal)
Salsa     : “Tapi nggak sebanyak itu Flor. Iya kan Hen ?”
Fira       : “Iya, nggak sebanyak itu. Sini biar aku aja yang ngerjain !” (mengambil abu gosok)
Meisya  : “Biar aku aja! Kalian itu nggak tau.” (mengambil abu gosok dari tangan Fira)
Melia, Rara, Florina, Fira dan Salsa saling berebut abu gosok dan akhirnya semua abu gosoknya tumpah dan mereka terjatuh.
Guru     : “Apa-apaan ini ? Kenapa abu gosoknya tumpah dan berantakan seperti ini ? Sekarang kalian bersihkan sampai bersih dan nilai kalian Ibu kurangi.” (terlihat marah)
Fira       : “Gara-gara kalian sih, nilai kita jadi dikurangin !” (bicara pada Florina, Meisya dan Rara)
Rara                  : “Kok jadi kita sih yang disalahin ? Itu semua kan gara-gara kamu!”
Salsa                 : “Ini gara-gara kamu!”
Florina              : “Kalian sih ngrebut abu gosoknya ! Jadi kita yang kena impasnya.”
Mereka saling menyalahkan satu sama lain tanpa ada satupun yang mau mengalah dan minta maaf. Persahabatan mereka terpecah. Fira dan Salsa menjauh dari Florina, Meisya dan Rara. Mereka saling berencana untuk membalas dendam.
Saat itu pelajaran Bahasa Indonesia, mereka sedang belajar di perpustakaan.
Florina  : “Eh eh eh, kalian kasih buku ini ke Salsa sama Fira. Biar mereka dimarahin sama Bu Guru. Biar tau rasa.” (berbisik-bisik dengan Meisya dan Rara sambil menyobek buku perpustakaan)
Meisya  : “Nih ada buku. Bu Guru nyuruh kalian baca.” (memberikannya dengan malas-malas)
Rara      : “Ibu Guru! Lihat deh, Salsa sama Fira ngrobek buku perpustakaan !” (setengah berteriak sambil menunjuk Salsa dan Fira)
Guru     : “Apa yang kalian lakukan sama buku itu ? Dasar anak nakal, selalu saja berulah. Sekarang kalian ibu hukum untuk merapikan buku di perpustakaan ini!” (sangat marah)
Fira       : “Tapi bukan kita Bu pelakunya. Kita Cuma dijebak.”
Guru     : “Tidak usah banyak alasan ! Jalani saja hukuman yang Ibu berikan!”
Salsa     : “Baik Bu.”
Saat di kelas, Ibu Guru sedang menjelaskan pelajaran, namun Florina, Meisya dan Rara justru ramai sendiri dan mengobrol di kelas. Ibu Guru yang melihatnya menjadi jengkel dan marah karena merasa tidak dihargai.
Guru                 : “Rara, Florina, Meisya ! Apa yang sedang kalian lakukan ? Ibu sedang menerangkan tapi kalian justru ramai sendiri. Sudah merasa pintar ?”
Meisya              : “Engggak Bu. Maafkan kami.”
Guru                 : “Kalian Ibu hukum karena terlalu sering berbuat onar. Sepulang sekolah, kalian bertiga bersihkan kelas sampai bersih.”
Florina              : “Ta tapi Bu”
Guru                 : “Tidak ada tapi-tapian. Lakukan saha tugas kalian.”
Sepulang sekolah, Florina, Meisya, dan Rara melaksanakan hukuman yang diberikan Ibu Guru. Setelah selesai, Salsa dan Fira menghampiri mereka bertiga.
Florina  : “Mau apa kalian ? Mau mengejek kami ?”
Fira       : “Kita capek musuhan terus terus sama kalian. Lebih baik kita baikan dan bersahabat lagi.”
Rara      : “Benar kata Fira. Kita jadi sering dihukum karena saling mecoba balas dendam.”
Meisya  : “Aku juga setuju dengan mereka.”
Salsa     : “Aku juga.”
Florina  : “Sebenernya, aku juga ngerasa kaya gitu. Kalo gitu, maafin kami ya.”
Fira dan Salsa: “Iya, maafin kita juga ya. Kita sahabatan lagi kan ?”
Rara      : “Tentu. Jangan pernah marahan lagi kaya kemarin ya.”
Mereka berlima akhirnya saling bermaafan dan kembali bersahabat seperti dahulu. Tidak ada permusuhan lagi diantara mereka.

1.      Unsur Naskah Drama

a.    Judul                       : Dendam Menghancurkan Persahabatan
b.   Tema                       : persahabatan
c.    Latar                       :
1)      Tempat              : kantin, ruang kelas, perpustakaan
2)      Waktu               : siang hari, saat istirahat, saat pelajaran, saat pulang sekolah
3)      Suasana             : bahagian, haru, marah, kesal
d.      Alur                       : maju
Permulaan             : Florina, Meisya, Rara, Slasa dan Fira mereka dalah lima orang siswi di salah satu sekolah yang sudah bersahabat sejak lama.
Pengenalan masalah: Salsa dan Florina saling berargumen menganai jumlah abu gosok yang akan mereka gunakan, Fira membela Salsa sedangkan Meisya dan Rara membela Florina.
Puncak masalah     : Persahabatan mereka terpecah menjadi dua. Salsa dengan Fira sedangkan Florina dengan Meisya dan Rara. Dua kubu yang dulunya sahabat itu saling mencoba untuk membalas dendam.
Penurunan             : Akhirnya mereka sadar bahwa permusuhan mereka hanya disebabkan oleh hal yang sangat kecil, mereka lalu saling minta maaf.
Penyelesaian          : Mereka berlima bersahabat kembali.
e.       Tokoh               : Florina, Meisya, Rara, Salsa Fira, Guru
f.       Penokohan                    :          
1)         Florina       : keras kepala, tidak mau mengalah, pemaaf
2)         Meisya       : pemaaf
3)         Rara           : pemaaf
4)         Fira            : pemaaf
5)         Salsa          : keras kepala, tidak mau mengalah, pemaaf
6)         Guru          : tegas, bijak
g.      Amanat
1)         Jangan saling menyimpan dendam kepada teman maupun kepada orang lain.
2)         Rendah hati terhadap siapapun.
3)         Suka memberi dan mengasihi antar sesama teman. 
4)         o   Menjaga persahabatan di antara teman merupakan hal penting
5)         Pendapat masing-masing orang berbeda-beda maka seharusnya kita menghormati dan menghargai masing-masing pendapat tersebut.
6)         Siapa yang berbuat salah maka dia yang akan mendapat hukuman.
7)         Seseorang yang berbuat salah kepada orang lain maka dia yang harus meminta maaf.
2.      Unsur Pementasan drama
a.       Naskah drama
Naskah drama ini menggunakan dialog. Hanya saja tidak ada penomoran untuk setiap dialog. Naskah juga disediakan petunjuk laku atau kramagung.
b.      Pemain
Pemain dalam drama tersebut menjalankan karakternya dengan baik sesuai dengan porsinya. Hanya saja suara para pemain terkadang tidak jelas dan tokoh Salsa yang keras kepala tidak terlalu diperankan dengan maksimal.
c.       Sutradara
Penyutradaraan drama ini lumayan baik karena para meain diatur agar tidak membelakangi panggung tanpa ada alasan yang jelas. Selain itu, porsi dialog dan gerak pemain sepertinya rata atau hampir sama banyaknya.
d.      Tata Rias
Tata rias setiap pemain natural. Hanya saja riasan guru masih kurang baik karena masih terlihat wajah anak sekolah.
e.       Tata Busana
Busana yang dipakai para pemain sudah mencerminkan tokoh yang mereka perankan
f.       Tata Panggung
Tata panggung bagus karena penempatan pemain, properti, dan layar sesuai dengan fungsinya dan tidak menumpuk di satu tempat.
g.       Tata Lampu
Penggunaan lampu dinilai kurang cocok dengan salah satu adegan.
h.      Tata Suara
Drama ini menggunakan efek suara dengan kaset rekaman. Penggunaan suara membuat drama lebih hidup.
i.        Penonton
Penonton dalam drama ini rata-rata orang kaya atau minimal kalangan menengah. Hal ini dikarenakan krisis sehabis perang membuat orang banyak kehilangan pekerjaan sehingga tidak mampu membayar gedung pertunjukan.

D.     Panduan Menginterpretasi Drama
Interpretasi menurut KBBI adalah tafsiran. Tafsiran ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kesimpulan, kandungan isi, hal yang tersirat, hingga penilaian. Interpretasi adalah pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis terhadap sesuatu. Menginterpretasi makna teks ulasan merupakan kegiatan menafsirkan makna teks yang terdapat dalam sebuah teks ulasan. Untuk dapat menafsirkan sebuah teks ulasan harus memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam. Pencapaian interpretasi yang baik bergantung pada kecermatan dan ketajaman penafsir. Setiap pembaca akan memiliki interpretasi yang berbeda terhadap sebuah teks ulasan. Untuk itu penafsir diharapkan mampu menfsirkan teks ulasan yang dibaca. Untuk mengiterpretasi teks ulasan harus membaca secara keseluruhan isi teks dengan cermat dan terus menerus
Dalam menafsirkan sebuah drama, hal yang harus diperhatikan adalah :
1.   cermati drama dengan serius baik berupa teks drama maupun berupa pementasan drama,
2.   analisis unsur-unsur drama baik itu di dalam naskah atau pementasan drama,
3.   ceritakan kembali cerita di dalam drama dengan kalimat sendiri,
4.   terjemahkan makna yang terkandung di dalam drama, dan
5.   kombinasikan analisis unsur, ringkasan cerita, dan makna drama menjadi satu teks yang dapat disampaikan secara lisan maupun tulis.
Perhatikan kalimat interpretasi terhadap drama berikut! Coba temukan di bagian mana terdapat penafsiran unsur, ringkasan, atau makna yang terkandung di dalam drama!































Text Box: CONTOH TAFSIRAN DRAMA MODERN


 































































Materi Pembelajaran Pengayaan
Panduan Menginterpretasi Drama


Dalam menafsirkan sebuah drama, hal yang harus diperhatikan adalah :
1.   cermati drama dengan serius baik berupa teks drama maupun berupa pementasan drama,
2.   analisis unsur-unsur drama baik itu di dalam naskah atau pementasan drama,
3.   ceritakan kembali cerita di dalam drama dengan kalimat sendiri,
4.   terjemahkan makna yang terkandung di dalam drama, dan
5.   kombinasikan analisis unsur, ringkasan cerita, dan tanggapan menjadi satu teks yang dapat disampaikan secara lisan maupun tulis.


Materi Pembelajaran Remedial
Panduan Menginterpretasi Drama

Dalam menafsirkan sebuah drama, hal yang harus diperhatikan adalah :
1.   cermati drama dengan serius baik berupa teks drama maupun berupa pementasan drama,
2.   analisis unsur-unsur drama baik itu di dalam naskah atau pementasan drama,
3.   ceritakan kembali cerita di dalam drama dengan kalimat sendiri,
4.   terjemahkan makna yang terkandung di dalam drama, dan
5.   kombinasikan analisis unsur, ringkasan cerita, dan tanggapan menjadi satu teks yang dapat disampaikan secara lisan maupun tulis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS KELAS IX, SENIN-KAMIS, 28-32 OKTOBER 2019

RPP DAN LKPD PEMBELAJARAN KOMBINASI LURING DAN DARING BAHASA INDONESIA TEKS PERCOBAAN (KD 3.1 DAN 4.1) KELAS 9 SEMESTER GANJIL