Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2014
Gambar

Bulan Sedang Leppas dari Tuhan (2)

Di suatu hari pada sebuah negeri Bulannya lepas pada kendali Maka bertanyalah pula aku Kemana redup itu tak hingga lesap menjejak bumi Seorang anak menderita sakit kaki Terpincang menganga padaku Bersama rekah matanya yang berapi Ia tengadahkan tangan dengan air mata dan kotoran wajah yang membekas Aku jatuhkan satu logam di telapak berjari tengahnya yang buntung, lalu ia pegang tanganku Kau tahu apa yang ia katakan Pulang. Segeralah pulang. Pulang. Lekaslah pulang, Kakak Coba kakak lihat Perkasa-perkasa di junjung negara Mereka punya gigi sringai juga punya tanduk serigala Coba kakak lihat Perkasa-perkasa yang berjejer di penjara Mereka punya kuasa Sembunyikan jejeran dosa Bapakku, Kakak Cuma berjejer biji timah Hanya terima lima ribu rupiah Untuk timah yang dicuci nahah dan darah Kakak k u, Kakak Cuma tak sengaja di antara para mahasiswa Berpekak teriak di muka istana Untuk kemudian lenyap bersama perkasa pemerintah!

Trilogi Bapak, Anak, dan Lelaki

Seorang Perempuan di Mata Jelaga oleh Dian Tri Lestari pada 19 November 2011 pukul 15:39 · Jelaga malam mengambang remang-remang Pada ruang sempit seorang perempuan tengah sembahyang Ia sampaikan kalut hati berkalang Pada Sang Diraja yang ia yakini sungguh penyayang Pun perempuan menutup raut pada telapak tangan dan berdesis berikut gemetar Sungguh wujud ia merupa sempurna Namun sembahyang perempuan tumpah air mata meruah Tidak istimewa Tidak cukup harga Hinggap kuat merasa Diteratapnya pula lambai pelita bersahaja Muncul sesudahnya jelaga bertebar layak salju kala akhir Desember tiba Ia pun rebah sesudah memadamkan apinya Meringkuk rapat di lantai Merasa dingin kaku pada kulitnya Jadilah perempuan berada di antara jelaga Membiarkan diri pada tebaran kelam pekat Cukup hanya doa dan tanya pada Tuhan ia hanya membiarkan indah rupa cukup tampak pada jelaga Sebab perempuan kian merasa Ia tak cukup ada dan bernyawa Bagi kekasih