Inovasi Pembelajaran Berbasis TIK dan Kolaborasi Besar Perdana di PMM dan MKKS

Inovasi Pembelajaran dengan Multi Platform dan Pengalaman Berbagi Melalui Berbagai Media

 

"Sekolah adalah panggungnya murid. Bukan wahana bermainnya guru. Pendidikan itu disebut sukses bukan ketika gurunya menjadi juara satu. Pendidikan itu sukses adalah ketika murid berada di atas podium."

Ini bukan cara pertama kalinya. Bukan juga langkah paling besar. Juga bukan upaya yang sederhana. Saya mengikuti PembaTIK adalah keinginan untuk menambah solusi menghadapi tantangan dalam pembelajaran.
Perjuangan kecil namun dengan usaha maksimal untuk membantu mewujudkan pendidikan yang diinginkan adalah dengan melakukan inovasi pembelajaran. Entahlah jika ini disebut sebagai sebuah inovasi ataukah bukan. Namun, saya merasa efektivitasnya dan kebermanfaatannya. Setidaknya bagi saya sendiri.

Saya, Dian Tri Lestari, yang terlahir dari didikan seorang guru, menganggap bahwa materi ajar bukan soal menyelesaikan satu paket kurikulum. Melainkan materi ajar hendaklah yang bermanfaat untuk murid. Itu sebabnya, saya tidak ragu memilih TEKS BERITA dengan proyek akhir berupa tayangan berita di channel YouTube.

Anda dapat menyaksikan rangkuman seluruh rangkaian pembelajaran tersebut melalui channel YouTube saya. 
KLIK di sini untuk menuju vlog atau klik pada gambar thumbnail di bawah ini.



Model pembelajaran yang saya gunakan adalah kombinasi model Discovery learning dan Project Based Learning. Untuk mengetahui tahapan yang saya lakukan, dapat dicermati melalui e-modul yang saya susun menggunakan Google Doc. Secara umum, tahapannya terbagi menjadi beberapa scene berikut.

Asesmen Diagnostik

Asesmen yang saya lakukan dalam bentuk tes pemahaman awal, data preferensi belajar murid, dan hasil asesmen sumatif pertemuan sebelumnya. Dari  hasil, saya mendapatkan tiga kategori utama ditambah satu kategori khusus.

Treatment terhadap keempat kategori tersebut tentu berbeda. Saya mendampingi hampir penuh terhadap kategori 3 serta memerlukan bantuan dari murid di level mahir. Perbedaan tidak hanya proses, melainkan konten yang saya bagikan serta produk akhir kelompok. Anggota kelompok dibaur, tidak terpisah per kategori. Saya hanya mengecualikan beberapa murid dari kategori 3 yang memilih untuk berkelompok secara terpisah. Sedangkan murid kategori 3 yang diajak serta ingin bergabung dengan kelompok kategori di atasnya, saya bebaskan dengan keyakinan bahwa murid tersebut mampu survive dan ikut melaksanakan tanggung jawabnya di dalam kelompok.

Membangun Pembelajaran yang Bermakna

Membangun kebermanfaatan materi sangat penting. Pertama, meyakinkan murid bahwa materi ini berguna untuk bidang pekerjaan di masa mendatang. Kedua, membuktikan bahwa materi mengenai berita menjadi salah satu upaya pentingnya membentengi diri dari dampak buruk informasi yang berkembang pesat saat ini.

Mengidentifikasi Informasi Sebagai Sesi Berliterasi

Beberapa LKPD saya berikan untuk mengembangkan keterampilan literasi membaca, menulis, dan literasi digital. LKPD diberikan setelah mereka mendengar dan menyaksikan berita melalui berbagai platform digital dan bahan cetak. Media digital yang saya gunakan antara lain kahoot, Canva, dan google.form. Bahan ajar saya sajikan melalui video interaktif dan YouTube.




Menganalisis Struktur dan Aspek Kebahasaan Berita

Setelah memahami informasi berita, murid melakukan tahapan menganalisis truktur dan aspek kebahasaan teks berita. Ini juga sebagai langkah awal sebelum murid membuat teks berita. Dengan mengenal struktur dan aspek kebahasaan, maka teks yang dibuat tidak keluar jalur dari hakikat teks berita yang benar.

Asesmen formatif ini dilakukan dalam bentuk LKPD cetak dengan teknik kuis menjodohkan dan menemukan jejak. Bahan cetak dibuat dengan aneka warna serta menggunakan durasi waktu. Penggunaan durasi waktu untuk tiap sub-LKPD menjadikan aktivitas murid berubah menjadi gamifikasi.

Menulis Berita dan Menyajikannya ke Channel Youtube

Tidak hanya Youtube, murid diperbolehkan menyajikan teks berita yang dibuat dalam bentuk rekaman video dengan bantuan tutor sebaya. Hal ini disesuaikan dengan kemampuan murid. 

Sebelum mereka berhasil mengunggah video berita, mereka lakukan pengumpulan data dari berbagai sumber, mewawancarai narasumber, menyusun kerangka teks, mengembangkan kerangka teks, merevisi kaidah kebahasaan, melakukan shooting, proses edit dan render video, hingga unggah ke kanal Youtube.
Berikut daftar beberapa tautan berita yang murid buat dari data yang valid di sekitar mereka. Berita yang disajikan tanpa melalui media sosial, saya simpan di dokumen pribadi saya.

REKAPITULASI BERITA YANG DIBUAT OLEH MURID

KELAS VIIIA

  1. Kelompok Diana : ▶️, edit menggunakan Cap Cut

  2. Kelompok Arya Duta : ▶️, edit menggunakan Kine Master

  3. Kelompok Aji : ▶️ 

  4. Kelompok Fitri Sella : ▶️. Edit menggunakan Cap Cut

KELAS VIIIB

  1. Kelompok Rahmad Fahmi : ▶️

  2. Kelompok Zeelvana : ▶️

  3. Kelompok Syahera : ▶️

  4. Kelompok Gustian : ▶️

  5. Kelompok Wulandari dan Saffa


Proses Berbagi

Benarlah pernyataan beberapa tutor PembaTIK, bahwa tahapan ini adalah bagian paling menantang. Saya melakukan beberapa tahapan dalam scene berikut.

Pertama, saya mengajak rekan sesama peserta PembaTIK level 4 tahun 2023 dari kabupaten yang sama, yakni Kabupaten Mempawah. Bersama Ibu Purmiasih, yang dulunya sebagai pengajar praktik saya di Program Guru Penggerak. Beliau setuju untuk collab.

Tahap kedua, berdiskusi dan meminta bantuan dari kepala sekolah dan pengawas pembina. Keduanya dengan positif dan antusias menyambut berita ketika saya lolos tahap 4. Pengawas pembina mengarahkan saya untuk menjadi pemateri di MGMP Matematika, sedangkan kepala sekolah mengarahkan saya untuk menjadi pemateri di MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) Kab. Mempawah. Saya segera memberi tahu rekan saya, yaitu Ibu Purmiasih terkait hal ini, meski belum mengantongi jadwal.
Qaddarullah, di kemudian hari kedua agenda tersebut bentrok. Akhirnya, berdasarkan saran dari Pengawas, maka saya membatalkan diri dari MGMP Matematika untuk menjadi pemateri di MKKS Kab. Mempawah pada 17 Oktober 2023.

Selain itu, saya diajak oleh Bu Purmiasih untuk berbagi di forum MGMP Sejarah (Komunitas mapel Bu Purmiasih). Namun, kemudian saya batalkan karena beberapa pertimbangan. Pertama, waktu saya terlalu banyak dihabiskan di luar sekolah dan menjadikan saya meninggalkan kelas selama kurun waktu tersebut. Kedua, dengan cukup melakukan aktivitas berbagi melalui MKKS Kab. Mempawah adalah strategi yang baik. Hal ini dikarenakan peserta dalam forum MKKS adalah para kepala sekolah, pengawas, dan dinas pendidikan setempat. Dengan izin Allah, aktivitas berbagi yang mampu menyentuh dan menjangkau mereka, maka mereka akan MENGINSTRUKSIKAN pada sekolah masing-masing. Sedangkan pada forum MGMP, hanya terbatas per mata pelajaran serta peserta yang bukan pimpinan unit kerja memiliki peluang yang kecil untuk menjadikan proses berbagi ini BERKELANJUTAN DALAM JANGKA PANJANG.

Walhasil, respons yang saya dapatkan dari para peserta di MKKS mengindikasikan bahwa apa yang saya bagikan menambah pengetahuan untuk mereka serta mereka sangat tertariki untuk mengajak saya dan Bu Purmiasih menjadi pemateri di sekolah-sekolah, forum MGMP semua mapel, serta workshop yang diselenggarakan dinas nantinya.
Inilah yang saya sebut "SEKALI MENDAYUNG, DUA TIGA PULAU TERLAMPAUI"

Tahap ketiga adalah berbagi dengan rekan sendiri di sekolah. Sebenarnya tidaak dapat saya katakan sebagai tahap ketiga, melainkan telah saya jalankan ketika saya selesai level PembaTIK yang ke-3. Saya melakukan desiminasi sekaligus untuk sosialisasi ID card yang terintegrasi QR Code, e-modul P5, dan pembuatan media pembelajaran interaktif terhadap rekan-rekan sejawat saya di sekolah.


Tahap keempat adalah melakukan sesi berbagi yang wajib dilakukan peserta, yaitu webinar di PMM. Terlebih dahulu, sekitar hari ke-3 sejak dinyatakan lolos ke level 4, saya sudah menghubungi rekan saya di instansi pendidikan, di Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga dan Pariwisata untuk melaporkan perkembangan saya serta meminta bantuan. Beliau adalah perpanjangan tangan kami menuju Kepala Disdikporapar Kabupaten Mempawah. 

Salah seorang peserta pembaTIK menghubungi Ibu Purmiasih untuk ikut berkolaborasi dalam satu kelompok. Saya setuju dan saya membuatkan grup WA untuk kami bertiga. Sebenarnya kami bertiga sudah sejak lama saling mengenal. Rekan saya itu berasal dari Kabupaten Sambas, yaitu Bapak Anugrah Isromi.

Proses diskusi dan persiapan kami mengarahkan kedekatan kami bertiga sehingga tidak muncul aura kompetensi di antara kami. Yang ada justru saling melengkapi. Bahkan setelah webinar wajib kami di PMM, nama grup kami berubah menjadi PADI, yaitu singkatan dari PURMIASIH, AAN, DIAN. Makna padi juga begitu mendalam serta kami nyatanya mnemiliki paradigma bahwa "berbagi adalah tujuan utama yang muara akhirnya tetap kembali kepada murid. Muara akhir kami bukanlah menjadi seorang duta."

Itu sebabnya strategi yang saya lakukan bukan dengan garis finish sebagai DUTA, melainkan lebih ke jangka panjang, yaitu berkesempatan dan dipercaya untuk berbagi dan berkolaborasi di moment-moment lainnya.

Setelah mendapatkan jadwal webinar, mempersiapkan semua perangkap persiapannya, mendapat persetujuan dari kepala dinas untuk dukungan dan sertifikat, mendapat moderator yang mumpuni dan sesuai karakter kami bertiga, hingga melakukan geladi bersih malam sebelum hari H, kami, PADI, insyaallah siap untuk webinar pada Sabtu, 21 Oktober 2023.

Rekaman asli webinar, dapat dilihat di tautan berikut.
Apabila melihat webinar kelompok lain, jika dilihat kami berkolaborasi antara Kabupaten Mempawah dan Sambas, jumlah peserta yang hadir hampir mencapai 100 orang, total 97. Namun, yang mengisi di daftar hadir tertera 73 orang. Selain itu, melihat aktifnya peserta di ruang chat dan ketika peserta ikut serta di sesi tanya jawab, kami bertiga sangat lega dan puas. Antusias peserta sangat baik, bahkan menurut kami animonya lebih besar dari sejumlah webinar kelompok lain yang berkolaborasi lebih dari dua kabupaten, bahkan kolaborasi dengan provinsi lain.
Hal ini juga tidak terlepas melalui sebab dukungan dinas, seluruh kepala sekolah, rekan kerja, juga moderator webinar kami, yaitu Ibu Rika Yuska Septiana, seorang Sahabat Rumah Belajar 2019.

Setelah webinar wajib di PMM tersebut, secara personal, beberapa rekan mengirim pesan kepada saya via wapri, bahwa mereka terkesan dengan penyampaian yang saya berikan. Mereka bahkan meminta ketua masing-masing komunitas untuk mengajak saya memberikan mereka sesi berbagi.

Tahap akhir adalah membuat vlog dan menulis blog. Saya punya sisa waktu satu hari lebih. Sayangnya, SEMUA PRODUK GOOGLE TIDAK BISA SAYA AKSES. Baik itu dengan ganti perangkat, berganti jaringan network, install ulang set peramban, dll. Dalam detik-detik hampir terakhir, saya hampir menyerah dan ingin menulis saja di laman tugas akhir PembaTIK bahwa saya menyerah. 

NAMUN, GENDERANG SUDAH DITABUH. KAKI SUDAH BERADA DI MEDAN LAGA. Pantang bagi DIAN TRI LESTARI untuk mundur dari medan perang. Pilihannya cuma satu, menang atau lanjut. Tidak boleh mundur.

Jejak ini bukanlah untuk sebuah goal akhir menjadi duta, melainkan menuju banyak goal yang tidak akan pernah putus, yaitu menjadi pendidik yang menjadikan sebab kesuksesan anak-anak didik saya dan terus berbagi pada yang memerlukan.

Bismillah.
Langkah ini dimulai.
SEKARANG!

Lampiran:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS KELAS IX, SENIN-KAMIS, 28-32 OKTOBER 2019

RPP DAN LKPD PEMBELAJARAN KOMBINASI LURING DAN DARING BAHASA INDONESIA TEKS PERCOBAAN (KD 3.1 DAN 4.1) KELAS 9 SEMESTER GANJIL